Penantian Cinta Sang Putih Biru
Oleh : Pena Radar
Alkisah, ditahun 2008
ada seorang anak bernama Dion. Dion adalah anak kelas VII yang polos dan
biasa-biasa saja di salah satu sekolah menengah pertama di kota Tidore kepulauan.
kehidupanya sebagai seorang siswa sekolah menengah pertama adalah hal yang
sebelumnya pernah dihayalkan oleh Dion ketika berada di bangku SD.
Setelah lulus dari
sekolah dasar yang tidak jauh dari rumahnya Ia pun melanjutkan pendidikan di
SMP tersebut. Dion dan adiknya lulus dari sekolah dasar bersamaan, setelah
dibuka pendaftaran tahun ajaran baru merekapun
mendaftarkan diri di sekolah
menengah pertama yang tentu jaraknya pun bisa ditempuh dengan jalan kaki
dari rumahnya.
Hari-hari pertamanya di
sekolah penuh dengan rasa kagum, takut dan malu yang bercampur aduk menjadi
satu. Beradaptasi dengan lingkungan yang asing dan berbeda saat enam tahun
menenempuh pendidikan disekolah dasarnya adalah suatu yang luar biasa bagi siswa
lulusan SD yang polos seperti Dion. Proses pendaftaran dari pengisian formulir,
pengumpulan berkas hingga kegiatan Masa orientasi siswa (MOS) dilalui dengan
baik seperti anak-anak yang lainya. Dion adalah seorang anak bergolongan darah
“O”. golongan darah yang diturunkan dari kedua orang tuanya yang juga memiliki golongan darah yang sama. konon katanya “O” adalah golongan darah yang memiliki sifat
social yang tinggi. Dan juga karena sifatnya yang terbuka kepada siapa saja
sehingga Tak butuh waktu yang lama untuk mendapatkan teman baru.
Singkat cerita, saat
pembagian kelas, namanya berada pada daftar nama siswa di kelas VII-1 (tujuh
satu). Berada pada lingkungan kecil yang baru, dengan cepat Dion beradaptasi
dengan teman-teman sekelasnya maupun kelas yang lain dan bahkan telah memiliki
beberapa teman dekat yang bisa disebut sebagai Sahabat yang bernama Ais, Didin,
Asnawi, Arif. Mereka kemudian selalu bersama baik saat di sekolah maupun diluar
sekolah. Sesekali mereka berkumpul di salah satu rumah dari mereka untuk
melakukan acara makan-makan dan aktifitas konyol lainya.
Kisah Dion di dunia
biru putih dilalui dengan biasa-biasa saja dan focus pada pelajaran seperti
yang dilaluinya pada masa sekolah dasar. Ini tergambarkan pada wajah polos yang
acuh tak acuh pada teman-temannya yang lain yang bahkan telah mengalami kisah
cinta monyet di awal waktu sekolah.
Beberapa Minggu di sekolah,
semuanya berjalan seperti biasa, tidak ada hal yang istimewa dan tampak normal.
Hingga suatu hari kisah biru putihnya
berubah ketika terdengar kabar bahwa ada seorang siswi pindahan dari Makassar
yang pindah ke sekolahnya, tepatnya siswi tersebut pindah di kelas VII-5.
Sontak saja, Tak memakan waktu lama banyak teman-teman sekelasnya membicarakan
tentang siswi pindahan tersebut. Awalnya dianggap biasa-biasa saja oleh Dion, namun
setelah mendengar banyak perbincangan dari teman-teman cowoknya, timbulah rasa
penasaran pada siswi bernama Any yang sering dibicarakan teman-temanya. Dion
kemudian mecari tahu sosok siswi pindahan yang katanya adalah seorang yang
cantik dan sopan itu.
Suatu saat, tanpa
sengaja Dion melihat siswi baru itu dari kejauhan. Ternyata apa yang dikatakan
teman-temanya benar, dari jauh ia melihat seorang cewek tinggi, putih ditambah
dengan senyum manis dan lesung pipi yang
menghiasi wajah yang penuh ketulusan. Raut
wajah Dion yang polos serta acuh tak acuh pun tiba-tiba mematung sejenak. Tebak
apa yang terjadi?, Dion terpikat pada siswi baru itu, namun dengan sigap ia
berpaling karna takut dipergoki oleh teman-temanya, sambil menengok kiri-kanan Dionpun beranjak. Peristiwa
ini masih dianggap biasa oleh Dion dan ia berpikir bahwa banyak teman-temannya
yang berperasaaan yang sama denganya. Jadi bukan sesuatu yang istimewa.
Hari berganti minggu,
minggu berganti bulan dan bulan pun berganti tahun. Tak terasa telah tiba waktu
untuk pergantian tahun ajaran baru, dan yang paling penting adalah kelas baru tentunya, Kelas VIII. Saat
pembagian kelas ternyata Dion sekelas dengan sahabat-sahabatnya di kelas VIII-1
yang katanya merupakan kelas unggulan karena merupakan perkumpulan dari
peringkat 5 sampai 7 besar tiap kelas VII-1 sampai VII-5. Merekapun bersuka
cita. Sambil harap-harap cemas mereka mendengar daftar nama selanjutnya yang
dipanggil, tiba-tiba dari depan terdengar nama, “Fitriyani Abdullah” disebut
oleh guru yang melakukan pembagian kelas. Dalam hitungan detik senyum lebar
kembali terukir diwajah polos anak yang baru setahun lalu meninggalkan bangku
SD itu. Dalam diam hatinya berteriak “Yeeesssss Akhirnya Dia Sekelas Denganku”.
Entah kenapa perasaanya saat itu sangat senang.
Sejak saat itu Dion
merasakan sesuatu yang berbeda. Iyah, dia sedang jatuh cinta. Dion, anak polos
yang tidak pernah memikirkan tentang cinta, kini jatuh cinta untuk pertama
kalinya pada seorang cewek yang menjadi idola oleh hampir sebagian besar cowok
di sekolahnya. rasa sukanya pada Any semakin terasa berat ketika ternyata
sahabatnya Ais menceritakan bahwa ia juga merasakan hal yang sama, Ais juga
menyukai Any. Kini perasaanya semakin susah untuk diungkapkan, anggapan bahwa Any
terlalu sempurna dan tidak mungkin untuk dimiliki, ditambah sahabatnya sendiri
yang memiliki perasaan yang sama pada Any membuat segalanya semakin terlihat
mustahil. Dengan senyum yang kaku namun tulus Dion memberikan semangat kepada
sahabatnya Ais agar segera menyatakan perasaanya pada Any.
Singkat cerita, Ais
menyatakan perasaanya yang ditulis melalui surat kepada Any. Dan Any pun
menerimanya. Terlihat bahwa saat itu Ais sangat senang dengan jawaban yang
diberikan Any. Dion yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum dan seolah larut
dalam kebahagiaan sahabatnya. Di saat yang bersamaan, kedua temanya Any bernama
Ririn dan On juga berpacaran dengan sahabat dan adiknya Dion, Didin dan Gun.
Akhirnya terdapat tiga pasangan dalam waktu yang relative bersamaan.
Hari demi hari terus
berlalu, Dion pun mulai terbiasa dengan suasana yang ada. Terbiasa Melihat
seseorang yang disukai bersama
sahabatnya. Meski Pemandangan ini dianggap biasa saja dan tak ada tanda-tanda
kecemburuan dari sikap Dion, tak ada orang yang tau apa yang sebenarnya
dirasakan hati kecilnya Dion saat itu. Sesekali ketika di kelas Dion mencuri
kesempatan agar dapat melihat senyum pujaan hatinya. Dia terus mengagumi Any
dalam diam dan akan terus begitu. Hingga suatu hari terjadi moment yang bisa
dikatakan masalah.
Hari dimana tak
tercantum waktu yang pasti, Ais memutuskan untuk mengakhiri hubunganya dengan Any.
Alasanya klasik, dengan anggapan bahwa hubungannya dengan Any adalah penyebab
menurunya prestasi belajarnya di sekolah. Akhirnya, merekapun berpisah. Di lain
pihak Dion menganggap Ais adalah seorang yang pengecut, tetapi kemudian, setelah dipikirkan kembali, itu adalah keputusan keputusan yang bijaksana
yang diambil oleh seorang anak kelas delapan.
Setelah itu tak
berselang lama. Any, sang pujaan hati kembali di tembak oleh seorang
senior di sekolah itu. Hal yang sama terjadi, Any menerimanya. Seperti
mengalami dua kejadian yang sama dengan waktu yang berbeda, Dion kembali
mencoba mencairkan perasaanya dengan rangkaian senyum yang kaku. Namun karena
anggapan bahwa Any terlalu sempurna untuk dimiliki akhirnya Dion mulai terbiasa
perasaanya.
Komunikasi yang terjadi
antara Dion dan Any berjalan baik, Any tidak merasakan apapun seperti yang
dirasakan oleh Dion. Yang terlintas dibenaknya Dion hanyalah seorang teman dan
tak lebih dari itu. Hubungan mereka semakin baik, bahkan sesekali Dion menjadi tempat curhatan
hatinya Any. Dion adalah pendengar yang baik, ia mampu memendam perasaanya dan
membuka diri untuk setiap hal yang diceritakan Any, dan memberi masukan dan
saran pada Any.
Pada tahun ketiga
tepatnya akhir tahun 2009 adalah tahun
dimana semuanya terasa berhenti dan ingin memulai segalanya dari awal. Siswi
pindahan yang selama ini dikaguminya ternyata telah kembali pindah ke sekolah
di Makasar. Karena kabar kepindahannya yang tiba-tiba maka Dion tak sempat
mengucapkan selamat tinggal atau bahkan mengungkapkan perasaan yang telah
dipendam dari pertama kali melihat Any.
Setelah pindahnya Any,
kehidupan Dion seakan menjadi hambar karena tak ada lagi Any yang selama ini menyejukan dan selalu
mengukir senyumnya ketika dalam diam dia mencuri kesempatan memandang wajah
idolanya. Dion berpikir bahwa kesempatanya telah berakhir dan hilang selamanya
bersamaan dengan pindahnya Any ke Makassar
yang mungkin tak akan pernah kembali.
Waktu terus berlalu,
hingga lulus SMP komunikasi antara mereka bisa dibilang jarang. Begitupun saat
di Sekolah Menengah Atas mereka hanya melakukan komunikasi melalui pesan di
facebook dan masih terbilang jarang. Setelah lulus dari SMP, Dion melanjutkan
sekolah di SMK N 3 Kota Tidore dan mengambil jurusan keperawatan. Pernah suatu
ketika Dion mengetahui kalau Any juga bersekolah dengan jurusan yang sama.
Meskipun jauh, hatinya merasa sangat senang. Perasaan yang sama saat nama “Fitriyani
Abdullah” disebutkan ketika pembagian kelas waktu SMP. Rasanya seperti sekelas
kembali dengan orang yang selalu Dion kagumi.
Tahun 2014 Saat lulus
SMK, Dion melanjutkan studinya di kota Makassar. Kini mereka berada dalam satu
pulau meskipun jaraknya yang dibilang
cukup jauh jika dilihat pada peta
Indonesia. Mereka terpisah di kedua ujung dari pulau Sulawesi. Ketika berada di
Makassar komunikasi Dion dan Any mulai terjalin kembali. Hingga tiba suatu
kesempatan Dion memberanikan diri untuk mengatakan perasaanya kepada Any,
ternyata jawabanya adalah tidak. Saat
menyatakan perasaanya untuk pertama kalinya dan ditolak, Dion tidak lantas
putus asa karena penolakan itu. Dia sudah cukup dewasa untuk menerima
konsekuensi dari jatuh cinta termasuk ditolak. Baginya mencintai butuh proses
dan proses butuh pengorbanan, jadi dia putuskan untuk tetap menunggu.
Komunikasi mereka tetap
berjalan meskipun terbilang jarang karena kesibukan dengan aktivitas perkuliahan
masing-masing. Sesekali Dion mengirimkan chat untuk mananyakan kabar dan
kegiatan Any. hal yang paling membahagiakan adalah ketika mendapatkan respon
yang baik dari Any. komunikasi antar mereka terus berlanjut dan mulai semakin
akrab. Dion merasa sangat senang bisa terus berhubungan meskipun lewat social
media dengan orang yang dikaguminya sejak duduk di bangku SMP.
Ketika tahun 2016 hubungan mereka semakin akrab, dan
untuk kedua kalinya Dion memberanikan diri menyatakan perasaanya pada Any. Jawaban
yang diterimapun masih sama seperti 2 tahun lalu ketika Dion mengungkapkan
perasaanya. Iya, Ditolak!. Namun kali ini berbeda, alasan yang disampaikan
dalam penolakan itu membuat Dion harus tunduk dan menghormati keputusan dari Any.
Dalam penolakanya, Any mangatakan kalau
dia memiliki janji untuk tidak berpacaran hingga selesai studi dan mengemban
gelar sarjana. Alasan itu membuat Dion semakin kagum dan tertantang untuk terus
memperjuangkan Any. Meskipun factor lain dari penolakan itu adalah karena Any
belum sepenuhnya mempercayai Dion. Banyak kabar yang mengatakan kalau Dion
adalah cowok yang tidak baik, playboy, dan tidak serius dalam menjalin
hubungan. Hal ini Semakin memperkuat keyakinan Any untuk menolak Dion. Namun Dion
tidak serta merta putus asa dan menyangkal atas kabar yang diterima. Dia sadar
bahwa selama ini banyak hal yang dilalui Any dan Any pantas melakukan penilaian
pada siapa yang mendekatinya, tanpa terkecuali Dion.
Satu hal yang membuat
semakin besar keyakinan dan perasaan cintanya pada Any adalah ketika Any mengatakan
kalau sebenarnya dia masih menyimpan perasaanya pada seorang lelaki yang tidak
lain adalah sahabatnya Dion, Ais. Alasan ini membuat Dion yakin dan semakin
kagum pada sosok seorang Any, baginya Any adalah seorang yang berbeda dan jarang
ada orang yang memiliki hati yang luar biasa seperti Any. Karena mampu
menyimpan perasaan pada seseorang yang disayangi dalam waktu yang begitu lama. Dion membayangkan
betapa beruntungnya dia jika berada di posisi sahabatnya saat itu.
Singkat cerita, Dion tetap
pada komitmenya untuk bersabar dan memperjuangkan hati seorang Any, gadis
pindahan Makassar yang yang menjadi pujaan hatinya. Dengan sabar Dion membangun
kembali kepercayaan Any kepadanya. Setelah melalui perjuangan yang panjang,
akhirnya Dion mendapatkan kepercayaan dan bahkan memiliki hati gadis pujaanya
yang sebelumnya dianggap mustahil dan tidak mungkin bagi seorang Dion untuk memilliki
hati seorang seperti Any. Mereka kemudian semakin akrab dan sangat dekat bahkan
memiki sebutan untuk masing-masing. Iya, The Smile Maker dan The Jokes Maker.
Suatu ketika melalui
chat BBM, tak terpikirkan sebelumnya oleh Dion, Any mengatakan akhirnya Any
juga merasakan Hal yang sama seperti Dion,
“I’m sorry if I alreDion love you Dion”. Saat melihat isi chat itu matanya pun berkaca-kaca, matanya melotot
sambil memeriksa HP yang dipegangnya memastikan
apakah ada kesalahan pada Hpnya , saat itu bagaikan dalam mimpi, seorang
yang dikagumi dalam diam selama 7 tahun
mengatakan bahwa Dia memiliki perasaan yang sama dengan Dion. Suatu hal yang
tidak untuk mampu diungkapkan dengan kata-kata.
Setelah saat itu,
dengan rasa bangga dan bersyukur, Dion berkomitmen untuk menjaga hati seorang
gadis yang menjadi impianya sejak dari
SMP. Meskipun tidak dengan status berpacaran bagi Dion sekarang Dia telah
memiliki Hati Seorang Any dan sekarang Dion memiliki kewajiban untuk menjaga
kepercayaan yang didapatkanya setelah menunggu selama 7 tahun lalu. Namun penantian
cinta sang putih biru masih terus berlanjut hingga takdir menentukan akhir dari
kisah cinta mereka.
SEKIAN
``