What did you looking for?

Rabu, 08 Maret 2017

Puisi kecil
















Untuk Hati Sang Pelukis Senyum


Lewat tulisan ini kutuangkan segala rasa yang terpendam
Penantian panjang yang mungkin tak akan berujung
Hingga Hari ini waktu berhenti seperti masa lalu
Semua kembali disaat rasa ini mulai hadir

Kuceritakan segenap rasa tentang cinta yang tersimpan
Kau mungkin tahu bahwa diam  ini selalu merindu
Kau mungkin tahu hati ini tak berhenti untuk tersenyum
Saat Mengingat bagaimana kita bertemu
Mengingat bagaimana ketika hati ini sempat membeku saat kau pergi
Lalu dalam diam  kuingat manisnya senyuman dan cantiknya parasmu
Hingga Membuat jiwa ini semakin tegar
Bagai tegarnya karang yang dihempas gelombang badai
Bagai kapal Dihantam ganasnya samudera yang mengamuk

Hati ini  bagaikan bongkahan es dibawah terik matahari yang membara
Hati ini mulai mencair seiring menggunungnya sang waktu
Namun semua sakit sekejap hilang saat kau hadir kembali
Semua pedih dan dinginnya hati yang membeku seakan hilang tak membekas
Kau memberi semua kehangatan di hati yang sepi
Kau cairkan bekunya jiwa dengan senyummu
Tawamu bagaikan sinar yang menerangi kedamaianku
Bunga jiwa yang layu kini telah mekar
Saat pujaan hati datang kembali
Jarak ruang dan waktu tak menjadi dinding yang menghalangi

Dalam diam kudengungkan namamu, dalam diam hati ini merindu
Ukiran senyummu telah membekas di hati ini
Ketika Kau datang dan  hadirkan mimpi
Mimpi yang tak pernah ku gapai sebelumnya
Kini Datang perlahan mendekap jiwa yang sunyi
Hingga harapan itu kembali tercipta

Hati ini akan menunggu dan tetap menanti
Berharap pada waktu yang menagih janji setia
Berharap pada hati yang sedang bahagia
Pada Cinta yang akan selalu diperjuangkan
Jiwa ini telah terobati, tidak ada lagi luka jiwa yang membekas
Saat kutatap setiap jengkal gambar wajah di fotomu
Hati ini seakan terobati, setiap lelah sekejab berubah menjadi semangat
Seolah tak ada masalah yang pernah kulalui.

Kau akan selalu jadi pengukir senyumku
Hingga Tak ada kata yang dapat kugambarkan selain
“Aku Merindukanmu Dinda”


(PENA RADAR)
Penulis Amatir Radinal Muhdar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar