What did you looking for?

Minggu, 05 Maret 2017

Penantian putih biru

Penantian Cinta Sang Putih Biru
Oleh : Pena Radar



Alkisah, ditahun 2008 ada seorang anak bernama Dion. Dion adalah anak kelas VII yang polos dan biasa-biasa saja di salah satu sekolah menengah pertama di kota Tidore kepulauan. kehidupanya sebagai seorang siswa sekolah menengah pertama adalah hal yang sebelumnya pernah dihayalkan oleh Dion ketika berada di bangku SD.
Setelah lulus dari sekolah dasar yang tidak jauh dari rumahnya Ia pun melanjutkan pendidikan di SMP tersebut. Dion dan adiknya lulus dari sekolah dasar bersamaan, setelah dibuka pendaftaran tahun ajaran baru merekapun  mendaftarkan diri di sekolah  menengah pertama yang tentu jaraknya pun bisa ditempuh dengan jalan kaki dari rumahnya.
Hari-hari pertamanya di sekolah penuh dengan rasa kagum, takut dan malu yang bercampur aduk menjadi satu. Beradaptasi dengan lingkungan yang asing dan berbeda saat enam tahun menenempuh pendidikan disekolah dasarnya adalah suatu yang luar biasa bagi siswa lulusan SD yang polos seperti Dion. Proses pendaftaran dari pengisian formulir, pengumpulan berkas hingga kegiatan Masa orientasi siswa (MOS) dilalui dengan baik seperti anak-anak yang lainya. Dion adalah seorang anak bergolongan darah “O”. golongan darah yang diturunkan dari kedua orang tuanya yang  juga memiliki golongan darah yang sama.  konon katanya “O”  adalah golongan darah yang memiliki sifat social yang tinggi. Dan juga karena sifatnya yang terbuka kepada siapa saja sehingga Tak butuh waktu yang lama untuk mendapatkan teman baru.
Singkat cerita, saat pembagian kelas, namanya berada pada daftar nama siswa di kelas VII-1 (tujuh satu). Berada pada lingkungan kecil yang baru, dengan cepat Dion beradaptasi dengan teman-teman sekelasnya maupun kelas yang lain dan bahkan telah memiliki beberapa teman dekat yang bisa disebut sebagai Sahabat yang bernama Ais, Didin, Asnawi, Arif. Mereka kemudian selalu bersama baik saat di sekolah maupun diluar sekolah. Sesekali mereka berkumpul di salah satu rumah dari mereka untuk melakukan acara makan-makan dan aktifitas konyol lainya.
Kisah Dion di dunia biru putih dilalui dengan biasa-biasa saja dan focus pada pelajaran seperti yang dilaluinya pada masa sekolah dasar. Ini tergambarkan pada wajah polos yang acuh tak acuh pada teman-temannya yang lain yang bahkan telah mengalami kisah cinta monyet di awal waktu sekolah.
Beberapa Minggu di sekolah, semuanya berjalan seperti biasa, tidak ada hal yang istimewa dan tampak normal. Hingga suatu hari  kisah biru putihnya berubah ketika terdengar kabar bahwa ada seorang siswi pindahan dari Makassar yang pindah ke sekolahnya, tepatnya siswi tersebut pindah di kelas VII-5. Sontak saja, Tak memakan waktu lama banyak teman-teman sekelasnya membicarakan tentang siswi pindahan tersebut. Awalnya dianggap biasa-biasa saja oleh Dion, namun setelah mendengar banyak perbincangan dari teman-teman cowoknya, timbulah rasa penasaran pada siswi bernama Any yang sering dibicarakan teman-temanya. Dion kemudian mecari tahu sosok siswi pindahan yang katanya adalah seorang yang cantik dan sopan itu.
Suatu saat, tanpa sengaja Dion melihat siswi baru itu dari kejauhan. Ternyata apa yang dikatakan teman-temanya benar, dari jauh ia melihat seorang cewek tinggi, putih ditambah dengan senyum manis dan lesung pipi  yang menghiasi wajah yang penuh ketulusan.  Raut wajah Dion yang polos serta acuh tak acuh pun tiba-tiba mematung sejenak. Tebak apa yang terjadi?, Dion terpikat pada siswi baru itu, namun dengan sigap ia berpaling karna takut dipergoki oleh teman-temanya,  sambil menengok kiri-kanan Dionpun beranjak. Peristiwa ini masih dianggap biasa oleh Dion dan ia berpikir bahwa banyak teman-temannya yang berperasaaan yang sama denganya. Jadi bukan sesuatu yang istimewa.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan pun berganti tahun. Tak terasa telah tiba waktu untuk pergantian tahun ajaran baru, dan yang paling penting adalah  kelas baru tentunya, Kelas VIII. Saat pembagian kelas ternyata Dion sekelas dengan sahabat-sahabatnya di kelas VIII-1 yang katanya merupakan kelas unggulan karena merupakan perkumpulan dari peringkat 5 sampai 7 besar tiap kelas VII-1 sampai VII-5. Merekapun bersuka cita. Sambil harap-harap cemas mereka mendengar daftar nama selanjutnya yang dipanggil, tiba-tiba dari depan terdengar nama, “Fitriyani Abdullah” disebut oleh guru yang melakukan pembagian kelas. Dalam hitungan detik senyum lebar kembali terukir diwajah polos anak yang baru setahun lalu meninggalkan bangku SD itu. Dalam diam hatinya berteriak “Yeeesssss Akhirnya Dia Sekelas Denganku”. Entah kenapa perasaanya saat itu sangat senang.
Sejak saat itu Dion merasakan sesuatu yang berbeda. Iyah, dia sedang jatuh cinta. Dion, anak polos yang tidak pernah memikirkan tentang cinta, kini jatuh cinta untuk pertama kalinya pada seorang cewek yang menjadi idola oleh hampir sebagian besar cowok di sekolahnya. rasa sukanya pada Any semakin terasa berat ketika ternyata sahabatnya Ais menceritakan bahwa ia juga merasakan hal yang sama, Ais juga menyukai Any. Kini perasaanya semakin susah untuk diungkapkan, anggapan bahwa Any terlalu sempurna dan tidak mungkin untuk dimiliki, ditambah sahabatnya sendiri yang memiliki perasaan yang sama pada Any membuat segalanya semakin terlihat mustahil. Dengan senyum yang kaku namun tulus Dion memberikan semangat kepada sahabatnya Ais agar segera menyatakan perasaanya pada Any.
Singkat cerita, Ais menyatakan perasaanya yang ditulis melalui surat kepada Any. Dan Any pun menerimanya. Terlihat bahwa saat itu Ais sangat senang dengan jawaban yang diberikan Any. Dion yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum dan seolah larut dalam kebahagiaan sahabatnya. Di saat yang bersamaan, kedua temanya Any bernama Ririn dan On juga berpacaran dengan sahabat dan adiknya Dion, Didin dan Gun. Akhirnya terdapat tiga pasangan dalam waktu yang relative bersamaan.
Hari demi hari terus berlalu, Dion pun mulai terbiasa dengan suasana yang ada. Terbiasa Melihat seseorang  yang disukai bersama sahabatnya. Meski Pemandangan ini dianggap biasa saja dan tak ada tanda-tanda kecemburuan dari sikap Dion, tak ada orang yang tau apa yang sebenarnya dirasakan hati kecilnya Dion saat itu. Sesekali ketika di kelas Dion mencuri kesempatan agar dapat melihat senyum pujaan hatinya. Dia terus mengagumi Any dalam diam dan akan terus begitu. Hingga suatu hari terjadi moment yang bisa dikatakan masalah.
Hari dimana tak tercantum waktu yang pasti, Ais memutuskan untuk mengakhiri hubunganya dengan Any. Alasanya klasik, dengan anggapan bahwa hubungannya dengan Any adalah penyebab menurunya prestasi belajarnya di sekolah. Akhirnya, merekapun berpisah. Di lain pihak Dion menganggap Ais adalah seorang yang pengecut, tetapi kemudian, setelah dipikirkan kembali, itu adalah keputusan keputusan yang bijaksana yang diambil oleh seorang anak kelas delapan.
Setelah itu tak berselang lama. Any, sang pujaan hati kembali di tembak oleh seorang senior di sekolah itu. Hal yang sama terjadi, Any menerimanya. Seperti mengalami dua kejadian yang sama dengan waktu yang berbeda, Dion kembali mencoba mencairkan perasaanya dengan rangkaian senyum yang kaku. Namun karena anggapan bahwa Any terlalu sempurna untuk dimiliki akhirnya Dion mulai terbiasa perasaanya.
Komunikasi yang terjadi antara Dion dan Any berjalan baik, Any tidak merasakan apapun seperti yang dirasakan oleh Dion. Yang terlintas dibenaknya Dion hanyalah seorang teman dan tak lebih dari itu. Hubungan mereka semakin baik,  bahkan sesekali Dion menjadi tempat curhatan hatinya Any. Dion adalah pendengar yang baik, ia mampu memendam perasaanya dan membuka diri untuk setiap hal yang diceritakan Any, dan memberi masukan dan saran pada Any.
Pada tahun ketiga tepatnya akhir  tahun 2009 adalah tahun dimana semuanya terasa berhenti dan ingin memulai segalanya dari awal. Siswi pindahan yang selama ini dikaguminya ternyata telah kembali pindah ke sekolah di Makasar. Karena kabar kepindahannya yang tiba-tiba maka Dion tak sempat mengucapkan selamat tinggal atau bahkan mengungkapkan perasaan yang telah dipendam dari pertama kali melihat Any.
Setelah pindahnya Any, kehidupan Dion seakan menjadi hambar karena tak ada lagi Any  yang selama ini menyejukan dan selalu mengukir senyumnya ketika dalam diam dia mencuri kesempatan memandang wajah idolanya. Dion berpikir bahwa kesempatanya telah berakhir dan hilang selamanya bersamaan dengan pindahnya Any ke Makassar  yang mungkin tak akan pernah kembali.
Waktu terus berlalu, hingga lulus SMP komunikasi antara mereka bisa dibilang jarang. Begitupun saat di Sekolah Menengah Atas mereka hanya melakukan komunikasi melalui pesan di facebook dan masih terbilang jarang. Setelah lulus dari SMP, Dion melanjutkan sekolah di SMK N 3 Kota Tidore dan mengambil jurusan keperawatan. Pernah suatu ketika Dion mengetahui kalau Any juga bersekolah dengan jurusan yang sama. Meskipun jauh, hatinya merasa sangat senang. Perasaan yang sama saat nama “Fitriyani Abdullah” disebutkan ketika pembagian kelas waktu SMP. Rasanya seperti sekelas kembali dengan orang yang selalu Dion kagumi.
Tahun 2014 Saat lulus SMK, Dion melanjutkan studinya di kota Makassar. Kini mereka berada dalam satu pulau meskipun  jaraknya yang dibilang cukup jauh jika dilihat pada  peta Indonesia. Mereka terpisah di kedua ujung dari pulau Sulawesi. Ketika berada di Makassar komunikasi Dion dan Any mulai terjalin kembali. Hingga tiba suatu kesempatan Dion memberanikan diri untuk mengatakan perasaanya kepada Any, ternyata  jawabanya adalah tidak. Saat menyatakan perasaanya untuk pertama kalinya dan ditolak, Dion tidak lantas putus asa karena penolakan itu. Dia sudah cukup dewasa untuk menerima konsekuensi dari jatuh cinta termasuk ditolak. Baginya mencintai butuh proses dan proses butuh pengorbanan, jadi dia putuskan untuk tetap menunggu.
Komunikasi mereka tetap berjalan meskipun terbilang jarang karena kesibukan dengan aktivitas perkuliahan masing-masing. Sesekali Dion mengirimkan chat untuk mananyakan kabar dan kegiatan Any. hal yang paling membahagiakan adalah ketika mendapatkan respon yang baik dari Any. komunikasi antar mereka terus berlanjut dan mulai semakin akrab. Dion merasa sangat senang bisa terus berhubungan meskipun lewat social media dengan orang yang dikaguminya sejak duduk di bangku SMP.
Ketika  tahun 2016 hubungan mereka semakin akrab, dan untuk kedua kalinya Dion memberanikan diri menyatakan perasaanya pada Any. Jawaban yang diterimapun masih sama seperti 2 tahun lalu ketika Dion mengungkapkan perasaanya. Iya, Ditolak!. Namun kali ini berbeda, alasan yang disampaikan dalam penolakan itu membuat Dion harus tunduk dan menghormati keputusan dari Any.  Dalam penolakanya, Any mangatakan kalau dia memiliki janji untuk tidak berpacaran hingga selesai studi dan mengemban gelar sarjana. Alasan itu membuat Dion semakin kagum dan tertantang untuk terus memperjuangkan Any. Meskipun factor lain dari penolakan itu adalah karena Any belum sepenuhnya mempercayai Dion. Banyak kabar yang mengatakan kalau Dion adalah cowok yang tidak baik, playboy, dan tidak serius dalam menjalin hubungan. Hal ini Semakin memperkuat keyakinan Any untuk menolak Dion. Namun Dion tidak serta merta putus asa dan menyangkal atas kabar yang diterima. Dia sadar bahwa selama ini banyak hal yang dilalui Any dan Any pantas melakukan penilaian pada siapa yang mendekatinya, tanpa terkecuali Dion.
Satu hal yang membuat semakin besar keyakinan dan perasaan cintanya pada Any adalah ketika Any mengatakan kalau sebenarnya dia masih menyimpan perasaanya pada seorang lelaki yang tidak lain adalah sahabatnya Dion, Ais. Alasan ini membuat Dion yakin dan semakin kagum pada sosok seorang Any, baginya Any adalah seorang yang berbeda dan jarang ada orang yang memiliki hati yang luar biasa seperti Any. Karena mampu menyimpan perasaan pada seseorang yang disayangi dalam waktu yang begitu lama. Dion membayangkan betapa beruntungnya dia jika berada di posisi sahabatnya saat itu.
Singkat cerita, Dion tetap pada komitmenya untuk bersabar dan memperjuangkan hati seorang Any, gadis pindahan Makassar yang yang menjadi pujaan hatinya. Dengan sabar Dion membangun kembali kepercayaan Any kepadanya. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Dion mendapatkan kepercayaan dan bahkan memiliki hati gadis pujaanya yang sebelumnya dianggap mustahil dan tidak mungkin bagi seorang Dion untuk memilliki hati seorang seperti Any. Mereka kemudian semakin akrab dan sangat dekat bahkan memiki sebutan untuk masing-masing. Iya, The Smile Maker dan The Jokes Maker.
Suatu ketika melalui chat BBM, tak terpikirkan sebelumnya oleh Dion, Any mengatakan akhirnya Any juga  merasakan Hal yang sama seperti Dion, “I’m sorry if I alreDion love you Dion”. Saat melihat isi chat  itu matanya pun berkaca-kaca, matanya melotot sambil memeriksa HP yang dipegangnya memastikan  apakah ada kesalahan pada Hpnya , saat itu bagaikan dalam mimpi, seorang yang dikagumi  dalam diam selama 7 tahun mengatakan bahwa Dia memiliki perasaan yang sama dengan Dion. Suatu hal yang tidak untuk mampu diungkapkan dengan kata-kata.
Setelah saat itu, dengan rasa bangga dan bersyukur, Dion berkomitmen untuk menjaga hati seorang gadis yang menjadi impianya  sejak dari SMP. Meskipun tidak dengan status berpacaran bagi Dion sekarang Dia telah memiliki Hati Seorang Any dan sekarang Dion memiliki kewajiban untuk menjaga kepercayaan yang didapatkanya setelah menunggu selama 7 tahun lalu. Namun penantian cinta sang putih biru masih terus berlanjut hingga takdir menentukan akhir dari kisah cinta mereka.

SEKIAN




``

Tidak ada komentar:

Posting Komentar